Mengenal Keunikan Istana Kepresidenan

Indonesia memiliki enam istana kepresidenan untuk menjalankan tugas-tugas presiden. Keberadaan Istana Kepresidenan tidak hanya di Jakarta, tetapi tersebar dibeberapa daerah. Berikut enam istana kepresidenan di Indonesia:

  1. Istana Negara

Berada satu komplek dengan Istana Merdeka, Istana Negara terletak di Jalan Veteran dan menghadap ke sungai Ciliwung. Gedung Istana Negara mulai dibangun pada tahun 1796 di masa Gubernur Jenderal Pieter Gerardud van Overstraten. Namun, pembangunannya baru selesai pada tahun 1804 di masa Gubernur Jenderal Johannes Siberg. Semula, gedung ini merupakan rumah istirahat seorang pengusaha Belanda bernama Jacob Andries van Braam di jalan Rijkswijk (sekarang Jl. Veteran). Di tahun 1821, pemerintah kolonial Belanda membeli rumah tersebut untuk pusat kegiatan pemerintahan serta tempat tinggal para Gubernur Jenderal di Batavia. Istana Negara menjadi saksi bisu atas digagasnya kebijakan sistem tanam paksa yang membuat para petani menderita.

  1. Istana Merdeka

Terletak di Jalan Merdeka Utara, Jakarta, pembangunan Istana Merdeka dilakukan pada tahun 1873 di bawah pemerintahan Gubernur Jenderal James Lindon. Keputusan ini didasari atas keinginan gubernur untuk membangun sebuah istana dekat Hotel Rijswikjk yang menghadap ke Lapangan Monas. Pembangunan Istana Merdeka rampung pada tahun 1879 di masa pemerintahan Gubernur Jenderal Johan Willem van Landsberge dan menghabiskan biaya sebesar 360.000 gulden. Tempat itu kemudian digunakan sebagai kediaman resmi gubernur selain kediaman resmi lainnya di Bogor. Sebelum berubah nama menjadi Istana Merdeka, istana yang menghadap ke Monas ini telah mengalami banyak perubahan nama sesuai dengan situasi saat itu. Beberapa nama tersebut adalah Istana Koningsplein, Istana Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Istana Wakil Tinggi Mahkota Belanda, Istana Van Mook, Istana Saiko Syikikan, Istana Gambir, dan terakhir Istana Merdeka. Dinamakan Istana Merdeka karena terkait dengan pengakuan kedaulatan Republik Indonesia Serikat oleh Kerajaan Belanda pada 27 Desember 1949.

  1. Istana Cipanas

Selain di Jakarta, Istana Presiden RI juga ada di Cipanas. Terletak di kaki Gunung Gede, Istana Cipanas memiliki suasana alam yang sejuk dan jauh dari kebisingan. Bahkan Presiden Pertama RI Soekarno menjadikan tempat ini untuk mencari inspirasi bagi pidato-pidatonya. Selain memiliki suasana alam yang asri, Istana Cipanas juga memiliki pemandian air panas dan sember air mineral. Istana Cipanas dibangun pada masa Gubernur Gustaaf Willem Baron Van Imhoff pada tahun 1742. Ia sendiri yang membuat sketsa bangunan istana itu dengan memadukan corak rumah musim panas Eropa dan arsitektur tropis. Pembangunan istana ini selesai dilakukan pada tahun 1746. Karena banyak dikunjungi, pemerintah kolonial menambahkan tiga bangunan di sekeliling bangunan induk pada tahun 1961. Hanya sedikit Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang menggunakan tempat ini untuk rumah singgah karena perjalanannya yang melelahkan. Fungsi Istana Cipanas sendiri hanya digunakan sebagai tempat istirahat para pejabat tinggi negara dan pernah menjadi tempat akad nikah putra bungsu Presiden Susilo Bambang Yudhohyono, Edhie Baskoro Yudhoyono dengan Aliya Radjasa (24/11/2011).

  1. Istana Bogor

Istana Bogor berdiri di atas tanah seluas 28.86 hektar di ketinggian 290 meter dari permukaan laut. Pembangunan Istana Bogor diawali dari perjalanan Gubernur Jenderal van Imhoff untuk mencari lokasi untuk peristirahatan pada 10 Agustus 1744. Van Imhoff lalu menemukan sebuah tempat yang baik dan berudara sejuk di Kampong Baroe. Ia pun memerintahkan untuk membangun sebuah pesanggrahan yang diberi naman Buiten Zorg (bebas masalah). Istana Bogor selesai dibangun pada masa kekuasan Gubernur Jenderal Charles Ferdinand Pahud de Montager dengan banyak perubahan dari desain awalnya. Adanya Kebun Raya sendiri muncul dari ide Prof. Caspar George Carl Reinwardt, yang pada tahun 1816 diangkat menjadi Direktur Pertanian, Seni, dan Pendidikan untuk Pulau Jawa. Setelah melakukan riset, ia mengumpulkan semua tanaman di sebuah kebun botani di sekitar halaman istana Bogor. Di masa Soekarno, Istana Bogor banyak diisi dengan karya seni bernilai tinggi, seperti patung Presiden Yugoslavia, Josef Broz Tirto, dan lain sebagainya.

  1. Istana Yogyakarta

Pada masa revolusi, pemerintahan Republik Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta ketika terjadi agresi militer januari 1946. Di Istana Yogyakarta inilah Presiden Soekarno dan Moh Hatta memimpin pemerintahan. Istana Yogyakarta atau disebut dengan Gedung Agung dibangun pada Mei 1824 oleh pemerintahan Residen Anthonie Hendriks Smissaert untuk kediaman resminya. Lokasi pembangunannya tepat berada di seberang benteng Rustenburg yang sudah berdiri sejak 1767. Sempat runtuh akibat gempa 1867, Istana Yogyakarta didirikan kembali dengan gaya arsitektur Eropa yang disesuaikan dengan iklim tropis. Sekarang Gedung Agung digunakan sebagai tempat menginap presiden dan wakil presiden bila sedang berkunjung ke Yogyakarta. Di tempat ini pula Ibu Fatmawati melahirkan Megawati Soekarnoputri (23/1/1947).

  1. Istana Tampaksiring

Tak hanya di Jawa, Istana Presiden juga berada di Pulau Bali. Istana Tampaksiring merupakan satu-satunya istana yang dibangun oleh pemerintah Indonesia setelah merdeka. Presiden Soekarno memiliki peran penting dalam merancang bangunan istana ini. Pendirian Istana Tampaksiring dilatarbelakangi oleh banyaknya tamu negara yang datang ke Indonesia. Karena Pulau Bali terkenal akan keindahannya, Istana Kepresidenan pun didirikan di pulau ini. Istana Tampaksiring berdiri di atas lahan pemberian dari Raja Gianyar di Desa Manukaya, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar. Pembangunannya mulai dilakukan pada tahun 1957 dan selesai pada tahun 1963. Tak seperti corak arsitektur kelima istana lainnya, Istana Tampaksiring sangat kental dengan ciri keindonesiaan dan nuansa lokal Bali.

sumber: https://indonesiabaik.id/motion_grafis/istana-kepresidenan-ke-7-di-papua-mengenal-keunikan-6-istana-kepresidenan