Menguatkan Posisi Indonesia di Mata Dunia

Selama lawatan lima negara tersebut, Presiden yang didampingi Menteri Luar Negeri Sugiono dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya menghasilkan sejumlah kesepakatan kerja sama strategis antarnegara maupun komitmen bisnis.

Negara-negara kawasan Timur Tengah merupakan mitra dan sahabat sejawat semenjak Republik Indonesia (RI) merdeka. Indonesia dan negara-negara di kawasan itu memiliki kesamaan identitas sebagai bangsa mayoritas muslim, pernah menjadi koloni bangsa Barat, dan mempunyai kemitraan strategis di sektor ekonomi maupun sosial budaya.

Di samping itu, dalam dekade terakhir peran diplomasi Indonesia makin kuat di forum global menyikapi situasi konflik Timur Tengah dan kemerdekaan Palestina. Kehadiran pasukan perdamaian maupun pelbagai misi kemanusiaan Indonesia menunjukkan konsistensi komitmen Indonesia.

Misi tersebut yang dibawa Presiden RI, Prabowo Subianto saat bertolak menuju Abu Dhabi, Persatuan Emirat Arab (PEA), pada Rabu (9/4/2025), untuk memulai rangkaian kunjungan kenegaraan ke kawasan Timur Tengah. Pada lawatan diplomatiknya kali ini, Presiden Prabowo berkunjung ke lima negara, yakni Persatuan Emirat Arab (PEA), Turkiye, Mesir, Qatar, dan Yordania. Lawatan kenegaraan tersebut berakhir pada Selasa (15/4/2025).

Ini merupakan kunjungan resmi Presiden Prabowo ke lima negara tersebut semenjak dilantik 20 Oktober 2024.  “Yang pertama, saya akan ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, untuk ketemu dengan Presiden Uni Emirat Arab, Yang Mulia Muhammad bin Zayed, dan untuk melakukan konsultasi, untuk tukar menukar pikiran tentang perkembangan geopolitik dan geoekonomi dunia saat sekarang,” ucap Presiden Prabowo Subianto.

Kerja Sama Strategis

Selama lawatan lima negara tersebut, Presiden yang didampingi Menteri  Luar Negeri Sugiono dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya menghasilkan sejumlah kesepakatan kerja sama strategis antarnegara maupun komitmen bisnis.

Saat di PEA, Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden Persatuan Emirat Arab Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan menyaksikan secara langsung delapan Memorandum of Understanding (MoU) dan Letter of Intent (LoI) yang telah disepakati dan ditandatangani oleh kedua negara. Pengumuman tersebut dilakukan di akhir pertemuan bilateral kedua pemimpin negara yang digelar di Istana Qasr Al Shatie, Abu Dhabi, pada Rabu (9/4/2025). Pada kesempatan itu, Kepala Negara dan Pangeran MBZ juga membahas upaya penyelesaikan konflik di Gaza, Palestina. Kedelapan dokumen tersebut terdiri atas empat kerja sama antarpemerintah (Government to Government/G-to-G) dan empat kerja sama antarpelaku usaha (Business to Business/B-to-B). Kerja sama tersebut mencerminkan makin eratnya hubungan strategis antara Indonesia dan PEA di berbagai bidang.

Empat MoU kerja sama antarpemerintah yang diumumkan meliputi kemitraan alam dan iklim; kerja sama kelautan dan perikanan; kerja sama keamanan dan penanggulangan Terorisme; dan kerja sama bidang Islam dan Wakaf.

Sementara itu, empat kesepakatan kerja sama antarpelaku usaha adalah

  1. Memorandum Saling Pengertian antara Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian RI, dengan Al-Ain Farms for Livestock Production PEA tentang Investasi Produksi Susu;
  2. Nota Kesepahaman antara Ninety Degree General Trading LLC dan PT Pindad;
  3. Kesepakatan Prinsip Terkait Dengan Penambahan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik Surya Fotovoltaik Cirata; dan
  4. Memorandum Saling Pengertian antara PT PLN (Persero) dan Abu Dhabi Future Energy Company PJSC – MASDAR tentang Rencana Pengembangan PLTS Terapung Jatigede 100 MW.

Seturut demikian begitu mendarat di Bandara Ankara, Turkiye, Presiden Prabowo langsung disambut hangat oleh Presiden Erdogan. Lawatan Presiden ke-8 RI itu merupakan kunjungan balasan setelah sebelumnya Presiden Erdogan dan istri bertandang ke Jakarta pada Februari lalu. Rombongan Presiden Prabowo disambut dengan upacara kenegaraan yang megah di Istana Kepresidenan Turkiye. Ratusan pasukan berseragam Ottoman khas Kesultanan Utsmani memberikan penghormatan. 

Dari lawatan tersebut, Indonesia dan Turkiye menyepakati tiga Nota Kesepahaman untuk memperkuat kerja sama bilateral di berbagai bidang strategis, mulai dari kebudayaan, komunikasi publik, penanggulangan bencana hingga energi terbarukan.

Saat di Turkiye, Presiden Prabowo Subianto menyempatkan diri sebagai pembicara dalam Antalya Diplomacy Forum (ADF) 2025. Pada kesempatan itu, ia menyatakan Indonesia tidak akan berhenti menyerukan keadilan bagi para korban tragedi kemanusiaan yang terjadi di Gaza dan wilayah konflik lainnya. Dalam sesi ADF Talk itu, Presiden Prabowo menyampaikan kritik tajam terhadap sikap negara besar yang dinilai abai terhadap prinsip-prinsip yang diajarkan kepada negara berkembang.

Berikutnya, saat berkunjung ke Kairo, Mesir, Presiden Prabowo Subianto menjalin kerja sama strategis dengan Presiden Republik Arab Mesir Abdel Fattah El-Sisi melakukan penandatanganan Pernyataan Bersama tentang Kemitraan Strategis antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Arab Mesir, usai pertemuan di Istana Al Ittihadiya, Kairo, pada Sabtu (12/4/2025).

Melalui kemitraan strategis ini, Indonesia dan Mesir berkomitmen memperkuat kerja sama di berbagai bidang prioritas. Mulai dari politik, ekonomi, keamanan, pertahanan, hubungan budaya dan pendidikan, serta hubungan antar masyarakat

Yang menarik secara spontan, Presiden Prabowo dan Jenderal Abdel Fattah El-Sisi menyambangi Akademi Militer (Akmil) Mesir. Setelah menempuh 40 menit perjalanan dari Istana Al Ittihadiya, kedua kepala negara terlebih dahulu meninjau beberapa ruangan yang ada di gedung utama Akmil dan dilanjutkan dengan beberapa pertemuan terbatas.

Presiden Prabowo dan Presiden El-Sisi tampak berbincang akrab saat berkeliling. Mereka meninjau stadion, masjid hingga arena pacuan kuda yang menjadi bagian dari sarana latihan di Akmil Mesir.

Kedekatan Presiden Prabowo dan Presiden El-Sisi yang sama-sama berlatar belakang perwira militer dalam kunjungan ini menjadi simbol penguatan kerja sama strategis di bidang pertahanan dan pendidikan militer antara Indonesia dan Mesir.

Hari berikutnya, ,di Doha, Presiden RI Prabowo Subianto dan Emir Qatar, Sheikh Tamim Bin Hamad Al-Thani, menyaksikan langsung penandatanganan MoU antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Negara Qatar. Penandatanganan tersebut digelar dalam pertemuan kedua pemimpin di Istana Amiri Diwan, Doha, Minggu (13/4/2025).

Dokumen penting yang bertajuk lengkap “Memorandum Saling Pengertian tentang Dialog Strategis antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Negara Qatar” tersebut ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Sugiono dan Perdana Menteri merangkap Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani

Dialog Strategis ini bertujuan mendorong kerja sama yang lebih intensif di berbagai bidang strategis. Diantaranya adalah politik, isu-isu internasional dan kawasan, pertahanan dan keamanan, ekonomi dan energi, pertanian dan ketahanan pangan, pariwisata, ilmu pengetahuan dan teknologi, kesehatan, olahraga, kepemudaan, pelindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI), serta kolaborasi di berbagai forum multilateral.

Negara terakhir yang dikunjungi adalah Yordania. Presiden Prabowo akhirnya bertemu sahabat lama Raja Yordania Abdullah II bin al-Husein. Mereka adalah sama-sama alumnus akademi militer Fort Benning, Amerika Serikat. Berteman sejak Prabowo Subianto menjadi Danjen Kopassus di awal 1990-an. Raja Abdullah juga yang menerima Presiden Prabowo saat bermukim di Amman pada 1998.

Momen istimewa sudah dimulai sejak pesawat kepresidenan memasuki wilayah udara Yordania, di mana sejumlah jet tempur Angkatan Udara Yordania melakukan pengawalan udara hingga mendarat di Marka. Setibanya di bawah tangga pesawat, Presiden Prabowo disambut langsung oleh Raja Abdullah II dengan jabat tangan erat dan pelukan hangat.

Republik Indonesia dan Kerajaan Yordania juga menyepakati empat kerja sama strategis yang bertujuan mempererat hubungan bilateral sekaligus meningkatkan kerja sama konkret yang berdampak langsung bagi masyarakat kedua negara.

Empat dokumen kerja sama yang ditandatangani oleh para menteri kedua negara tersebut menyangkut kerja sama di bidang pertahanan; pertanian; pendidikan; serta keagamaan dan wakaf.

Saat pertemuan bilateral, Kepala Negara dan Raja Abdullah II juga berdiskusi untuk solusi penyelesaian konflik di Timur Tengah, khususnya Gaza, Palestina.

Lawatan kenegaraan ini menjadi penting. Mengingat, porsi kerja sama ekonomi Indonesia dengan negara-negara Timur Tengah memang semakin berkembang. Hal ini terlihat dari komitmen investasi dari sejumlah negara seperti PEA, Qatar, Arab Saudi dalam sejumlah proyek-proyek di tanah air seperti energi terbarukan, infrastruktur, properti, dan keuangan.

Nilai perdagangan barang internasional Indonesia dengan Timur Tengah cukup besar di tengah memanasnya konflik di kawasan tersebut. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, sepanjang 2023 nilai perdagangan barang internasional Indonesia ke Timur Tengah mencapai USD19,20 miliar.

Prinsip Diplomasi Bebas Aktif

Sejumlah pengamat menilai  kunjungan Presiden Prabowo ke Timur Tengah mencerminkan komitmen tinggi pemerintah dalam membangun relasi internasional yang kuat, seimbang, dan bebas dari ketergantungan.

“Kebijakan luar negeri Indonesia yang kini berlandaskan pada prinsip ‘good neighbor’ dan komunikasi aktif yang dijalankan Presiden Prabowo dengan para pemimpin dunia menunjukkan upaya strategis untuk menciptakan ‘the absence of dependency’,” ujar  pengamat politik global dari GREAT Institute, Teguh Santosa.

Ia juga menegaskan bahwa prinsip bebas aktif yang menjadi fondasi diplomasi Indonesia kini dijalankan secara lebih konkret dan produktif di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, khususnya dalam menjawab dinamika ketegangan geopolitik global.

“Kunjungan Presiden Prabowo yang intensif ke kawasan Timur Tengah dan Turki akan makin memperkuat posisi ekonomi dan geopolitik Indonesia di dunia internasional,” imbuh doktor hubungan internasional Unpad tersebut.

Adapun, Direktur Ekonomi Digital dari Celios, Nailul Huda menyatakan bahwa Timur Tengah dan Afrika adalah kawasan strategis yang sangat potensial bagi ekspansi produk Indonesia, serta peluang besar bagi peningkatan ekspor nasional.

“Inisiatif pemerintah untuk membuka akses ke pasar non-tradisional adalah langkah cerdas dan visioner. Timur Tengah dan Afrika dapat menjadi pilar utama diversifikasi ekspor Indonesia ke depan,” tukas Nailul.

sumber : https://indonesia.go.id/kategori/editorial/9205/menguatkan-posisi-indonesia-di-mata-dunia?lang=1

Menyuguhkan seputar informasi kegiatan Pimpinan dan Anggota Dewan, Profil, Sekretariat DPRD, Seputar Indramayu, dan Informasi Portal Nasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

-- To Top